“Untuk pelayanan kapal tol laut tetap berlangsung selama masa Idul Fitri 1443 H. Bahkan peningkatan muatan terjadi hampir di semua trayek tol laut,” katanya menjawab Ocean Week, melalui WhatsApp nya, Rabu (20/4) pagi.
Sebagai contoh Pelni, tahun 2022 menargetkan mengangkut sebanyak 12.521 TEUs muatan atau naik sebesar 131 persen dibandingkan dengan pada 2021 yaitu sebesar 9.553 TEUs.
Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut Pelni Yahya Kuncoro mengatakan per Januari 2022, realisasi muatan tol laut telah mencapai sebanyak 1.015 TEUs dengan rincian muatan berangkat sebanyak 645 TEUs dan muatan balik 370 TEUs.
Seperti diketahui bahwa tol laut saat ini sudah mencapai 32 trayek, menyinggahi di banyak pelabuhan terluar, terpencil yang kapal-kapal niaga komersial jarang masuk ke wilayah itu.
Niat dari program tol laut yang sudah digulirkan sejak 2014 silam itu adalah dalam rangka menunjang pendistribusian barang dan pengembangan ekonomi di daerah terpencil dan daerah belum berkembang serta dalam upaya menurunkan disparitas harga antara wilayah Indonesia Bagian Barat dengan Indonesia Bagian Timur. Karena itu, diperlukan pelayaran yang berkesinambungan tetap dan teratur melalui penyelenggaraan angkutan barang di laut ke seluruh wilayah Indonesia.
Tahun 2022 ini ada perubahan pelabuhan pangkal dan penambahan pelabuhan singgah dan penambahan trayek T-30 (rute Tanjung Perak – Kaimana – Tanjung Perak). “Jaringan trayek dalam rangka optimalisasi pelaksanaan Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Untuk Angkutan Barang di Laut Tahun Anggaran 2022 terdapat pada trayek T-11, T-19, T-22, T-23, T-24, T-25, T-26,” ujar Mugen.
Mantan Kepala Otoritas Pelabuhan (OP) Tanjung Priok ini menyatakan bahwa dengan hadirnya Tol Laut di Pelabuhan, termasuk Kaimana sebagai salah satu bukti bahwa negara hadir untuk melancarkan distribusi logistik di wilayah Timur Indonesia.
Sebelumnya, rute tol laut menuju Pelabuhan Kaimana sudah dilayani oleh trayek T27 yang melayani rute Merauke – Dobo – Elat – Tual – Kaimana – Biak – Serui – Nabire – Elat – Merauke.
Perlu juga diketahui bahwa untuk pengoperasian kapal pada trayek Tol Laut ini dilakukan oleh Perusahaan Angkutan Laut Nasional melalui mekanisme penugasan atau pelelangan umum dengan hak dan kewajiban yang diatur dalam Peraturan Perundang-Undangan.
Manfaatkan Tol laut
Otoritas Pelabuhan Parigi mendukung Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah untuk mengoptimalkan pemanfaatan layanan tol laut dalam rangka meningkatkan perekonomian daerah.
“Salah satu faktor menentukan berkembangnya angkutan barang tol laut di kabupaten ini adalah komoditas muatan balik,” kata Kepala Pelabuhan kelas tiga Parigi Abdul Faisal Pontoh dihubungi dari Palu, dikutip dari Antara.

Faisal mengatakan, langkah yang dilakukan pemerintah setempat mencarikan pasar untuk komoditas di Bitung, Sulawesi Utara sudah tepat, karena pangkalan tol laut yang melayani trayek Parigi berada di daerah tersebut.
Oleh karena itu, dengan gagasan dan langkah konkret dilakukan maka diharapkan pengusaha lokal asal Parigi Moutong lebih antusias menggunakan jasa angkutan kapal tol laut.
Dia menjelaskan, penggunaan jasa tol laut menguntungkan bagi pelaku usaha, karena Pemerintah Pusat telah memberikan kebijakan terhadap layanan tersebut dengan menetapkan subsidi, sehingga biaya angkut relatif lebih murah. “Pasar dan produk/komoditas satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu dari pertemuan kami dengan Pemda setempat beberapa waktu lalu, kami mengusulkan melibatkan asosiasi dan pihak terkait lainnya, supaya beban pemerintah tidak terlalu berat,” ucap Faisal.
Faisal menjelaskan, sejauh ini produk masuk lewat pelabuhan Parigi didominasi air mineral, sedangkan muatan balik ke Pelabuhan Bitung masih satu komoditas, yakni beras. Padahal menurutnya, Parigi Moutong memiliki beragam komoditas unggulan yang dapat diangkut melalui jalur tol laut, hanya saja belum termanfaatkan dengan baik.
“Daerah ini memiliki produk pertanian yang baik mulai dari subsektor tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, termasuk perikanan. Saya kira, kalau Pemda nanti menemukan pasar lebih banyak di Manado dan Bitung, maka tidak menutup kemungkinan produk-produk lokal ini lebih masif masuk Sulawesi Utara,” kata Faisal
Dia menambahkan, saat ini trayek tol laut lebih pendek dari sebelumnya, karena Pelabuhan Tinombo untuk sementara dihapuskan dari rute perjalanan tol laut, karena dari hasil survei Kementerian Perhubungan satu tahun terakhir, tidak ada kedatangan dan muatan balik di Tinombo. “Sektor transportasi laut juga dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, bila pemanfaatannya maksimal dan mendapat dukungan penuh Pemda setempat,” ujar Faisal.
(dikutip dari oceanwee)